Pendapat Anda Tentang Kuliah Online
Pendapat Anda Tentang Kuliah Online – Pada bulan Maret 2020, pemerintah Indonesia mengumumkan bahwa warganya tertular virus Covid-19, sehingga ini merupakan kasus pertama di Indonesia. Pandemi Covid-19 telah mengubah seluruh aspek kehidupan, salah satunya sektor pendidikan. Seiring dengan terus meningkatnya jumlah kasus positif Covid-19, proses pembelajaran yang biasanya dilakukan secara tatap muka kini harus dilakukan melalui sistem daring. Pembelajaran daring di tengah pandemi yang tiada akhir bukanlah hal yang mudah untuk dihadapi oleh pelajar Indonesia. Banyak diantara mereka yang mengeluh bahkan merasa stres karena tugas yang diberikan semakin banyak, terutama bagi siswa yang merupakan kelompok siswa yang mengalami gangguan jiwa.
Berdasarkan hal tersebut, Kelompok Keahlian LPM Kentingan UNS melakukan penelitian pada tanggal 8-15 Mei 2021 untuk mengetahui dampak perkuliahan daring terhadap kesehatan mental mahasiswa UNS. Pengumpulan data dilakukan secara kuantitatif dengan metode jajak pendapat, penyebaran kuesioner online. Survei tersebut berupa pertanyaan tertutup yang ditujukan kepada mahasiswa aktif UNS dari 11 fakultas (FK, FMIPA, FP, FT, FSRD, FIB, FEB, FISIP, FH, FKIP dan FKOR) dan Sekolah Vokasi. Jumlah responden dalam penelitian ini adalah 205 responden. Kami menentukan responden secara Simple Random Sampling dengan tingkat kepercayaan 90%.
Pendapat Anda Tentang Kuliah Online
Berdasarkan hasil penelitian, 95,1% (195 responden) menyatakan bahwa perkuliahan daring di masa pandemi berdampak pada kesehatan mental mahasiswa. Sisanya sebesar 4,9% (10 responden) menyatakan bahwa perkuliahan daring tidak berpengaruh terhadap kesehatan mental mahasiswa. Kemudian, sebanyak 83,4% (171 responden) mengalami kecemasan saat konferensi daring, dan 16,6% (34 responden) tidak mengalami kecemasan saat konferensi daring di masa pandemi.
3 Manfaat Penggunaan Media Pembelajaran
Kemudian sebanyak 89,8% (184 responden) mengalami kelelahan saat belajar daring di masa pandemi dan sisanya sebesar 10,2% (21 responden) mengaku tidak mengalami kelelahan saat belajar daring. Sedangkan 70,7% (145 responden) mengaku sulit tidur saat mengerjakan sistem pembelajaran daring di masa pandemi, dan 29,3% (60 responden) mengaku tidak sulit tidur atau bisa beristirahat dengan nyenyak dengan melakukan tatap muka. pembicaraan tatap muka.
Jika melihat data sebelumnya, banyak mahasiswa UNS yang mengalami gangguan kesehatan mental saat belajar daring. Lalu apa saja kendala yang dihadapi mahasiswa UNS saat belajar daring? Berdasarkan hasil penelitian, sebanyak 94,1% (193 responden) berpendapat sulitnya berkonsentrasi pada perkuliahan daring dan sisanya sebesar 5,9% (12 responden) menyatakan mampu berkonsentrasi pada perkuliahan daring di masa pandemi. Selain itu, 79% (162 responden) mengalami stres saat melakukan konferensi web selama pandemi dan 21% sisanya (43 responden) tidak merasa stres saat melakukan konferensi web. Terakhir, 16,6% (34 responden) mengatakan bahwa mereka pernah berpikir untuk mengakhiri hidup karena tekanan konferensi online selama pandemi dan sisanya sebesar 83,4% (171 responden) tidak pernah berpikir untuk mengakhiri hidup karena tekanan yang diterima di masa pandemi. sementara itu. belajar daring
Berdasarkan data yang berhasil dikumpulkan, dapat disimpulkan bahwa perkuliahan daring di masa pandemi memberikan dampak yang signifikan terhadap kesehatan mental mahasiswa UNS. Hal ini terlihat dari munculnya berbagai gangguan yang dialami mahasiswa selama perkuliahan daring. Gangguan yang dideritanya antara lain kecemasan, kelelahan, sulit tidur, sulit konsentrasi, stres bahkan pikiran untuk mengakhiri hidup. Hal ini tentu saja disebabkan sulitnya menemukan ketenangan dalam perkuliahan daring, akibat tekanan terhadap kesehatan mental mahasiswa. Oleh karena itu, untuk meminimalisir gangguan terhadap kesehatan mental pelajar Indonesia, sebaiknya pemerintah mengkaji ulang dan merevisi kebijakan sistem pembelajaran daring di masa pandemi Covid-19, saya memikirkan pelajar yang tidak memiliki laptop atau telepon seluler. Selain itu, keluarga dengan siswa yang hanya memiliki satu ponsel dan beberapa anak menggunakannya untuk belajar. Belum lagi masalah penggunaan kuota internet. Mereka pasti banyak kesulitan untuk mengirimkan beberapa tugas yang harus diselesaikan dalam satu hari. Mungkin Anda perlu memikirkan solusi untuk kelancaran proses pembelajaran
Alhamdulillah sekarang batas waktu penyerahan tugas menjadi lebih panjang sehingga memudahkan siswa dalam menyelesaikan tugas, misalnya batas waktu penyerahan satu minggu. Di awal pembelajaran
Prodi Piaud Ipmafa
, sepertinya banyak sekali makalah yang harus diserahkan sehingga terkadang saya terlambat makan. Menurut saya, jika terlalu banyak tugas yang diberikan maka dapat menyebabkan kelelahan dan stress pada siswa dan hal ini dapat menyebabkan siswa sakit karena kurang istirahat.
Meskipun belajar di rumah itu menyenangkan, tidak ada yang bisa menggantikan kegembiraan belajar tatap muka dengan guru dan teman sekelas Anda. Itu pendapat saya dalam belajar
Terima kasih kepada guru yang tidak mengajar meskipun kami melakukannya di rumah. Jagalah semangat belajarmu
Untuk seluruh siswa khususnya SMAN 29 kelas X IPS-1. Semoga pandemi Covid-19 segera berakhir dan kita bisa tetap beraktivitas seperti semula.
Pengertian Dan Manfaat Model Pembelajaran Blended Learning
Umar Abdul Aziz, siswi SMAN 29 Jakarta. Alumni SMPN 111 Jakarta dan SDIT Al Furqon Jakarta hobinya membaca, menulis dan mencicipi makanan halal thoyyiban…
Pendapat mahasiswa tentang kuliah online brainly, pendapat tentang belajar online, pendapat anda tentang belajar di rumah, pendapat tentang pembelajaran online, pendapat anda tentang belajar online, pendapat mengenai kuliah online, pendapat anda tentang pembelajaran online, jelaskan pengertian event marketing menurut pendapat anda, pendapat tentang pembelajaran online dan offline, bagaimana pendapat anda tentang bahasa baku dan bahasa tidak baku, jelaskan pengertian ekspor dan impor menurut pendapat anda, jelaskan hubungan antara ekonomi kreatif dan era revolusi industri 4.0 menurut pendapat anda