Jejak Digital Dan Perlindungan Anak: Tips Untuk Orang Tua
Jejak Digital Dan Perlindungan Anak: Tips Untuk Orang Tua – JAKARTA – Dengan pesatnya perkembangan dunia digital saat ini, sangat perlu untuk menanamkan pemahaman melalui membangun komunikasi positif dan konsensus antara orang tua dan anak mengenai penggunaan produk elektronik dan Internet yang sehat.
“Anak-anak adalah generasi penerus negara kita dan kita harus melindungi mereka dari bahaya, termasuk yang mengancam Internet. Apapun kondisinya, semua sarana pembelajaran untuk anak harus dilaksanakan semaksimal mungkin dan mengutamakan kepentingan terbaik bagi anak,” ujarnya Perempuan Rohika Kurniadi Sari, Asisten Deputi Bidang Penyelenggaraan Pengasuhan Anak dan Hak Lingkungan Hidup, Kementerian Pemberdayaan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA), dikutip
Jejak Digital Dan Perlindungan Anak: Tips Untuk Orang Tua
Rohika melanjutkan, hal ini sejalan dengan arahan Presiden kepada bidang PPPA untuk memperkuat peran ibu dan keluarga dalam pendidikan/pengasuhan anak, terutama untuk meminimalisir dampak negatif penggunaan barang elektronik oleh anak dan paparan dunia digital. .
Keamanan Privasi Online
Sebab, penggunaan Internet selain memberikan manfaat, juga dapat menimbulkan dampak negatif, seperti pornografi, kejahatan seksual, dan eksploitasi anak.
“Oleh karena itu penting untuk memaksimalkan peran keluarga sebagai unit terkecil dan terdekat dalam pengasuhan dan pengawasan anak. Banyak hal yang dapat dilakukan oleh keluarga, terutama orang tua, untuk menjaga pengawasan terhadap anak dan pemanfaatannya di dunia digital.
Lebih lanjut, Direktur Pengembangan Bisnis Komunitas Orami Raymond Santosa mengatakan fenomena saat ini menuntut anak-anak untuk belajar dan mengenal dunia digital lebih cepat. Oleh karena itu, sangat penting bagi orang tua untuk memahami dan mengawasi anak-anaknya.
Sementara itu, Seto Mulyadi, Ketua Umum Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI), mengatakan dampak pandemi COVID-19 telah mendorong seluruh aspek kehidupan masyarakat semakin dekat dengan dunia digital dan meningkatkan penggunaan dunia digital. Proses pembelajaran di sekolah. Oleh karena itu, keluarga perlu menciptakan lingkungan yang lebih kondusif dan bersahabat bagi anak dalam hal aktif menggunakan internet dan gadget.
Pdf) Kontrol Orangtua Dalam Penggunaan Tik Dan Internet Bagi Anak
Sekarang daring. “Fenomena ini membuat anak-anak masa kini perlu lebih cepat mengenal dunia digital dan produk elektronik,” jelasnya.
Pesatnya perkembangan teknologi dan informasi telah memberikan banyak hal positif kepada anak. Namun sangat disayangkan Internet ibarat pedang bermata dua dan juga banyak digunakan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab untuk melakukan kejahatan terhadap anak seperti intimidasi online, kekerasan, dan eksploitasi seksual online. Oleh karena itu, merupakan peran dan tanggung jawab kita bersama untuk melindungi anak-anak dari bahaya negatif perkembangan online.
Sementara itu, Andy Ardian, Project Manager ECPAT Indonesia, mengatakan Internet merupakan pintu gerbang pencarian segala macam informasi, termasuk layanan pendidikan bagi anak. Namun di sisi lain, penggunaannya juga dapat menimbulkan dampak negatif jika tidak diatur secara ketat.
“Informasi di Internet terus berubah, sehingga perlu dilakukan edukasi berulang kali kepada anak-anak, khususnya anak-anak, tentang penggunaan Internet. Perkembangan informasi dan pengetahuan tentang dampak Internet harus dididik oleh orang tua dan teman sebaya. anak-anak dapat melindungi diri mereka sendiri, menghindari risiko negatif Internet dan mengoptimalkan penggunaan Internet dengan benar.
Pedoman Internet Sehat
Selain manfaat internet seperti belajar dan bersosialisasi, anak juga perlu memahami informasi tentang jejak digital, karena semua aktivitas internet meninggalkan jejak digital yang dapat dilihat orang lain atau tercatat di database.
Jika orang yang tidak bertanggung jawab menggunakan dokumen digital ini untuk melakukan penipuan, peretasan, atau kejahatan digital seperti pembajakan, kekerasan, dan eksploitasi, mungkin terdapat konsekuensi negatifnya. Oleh karena itu, orang tua sebagai orang terdekat anak harus menjadi sahabat dan teladan anak serta membantu mereka berselancar di Internet dan menggunakan produk elektronik.
Lebih lanjut, terkait perkembangan dan pendidikan anak di era digital, psikolog klinis anak, remaja, dan keluarga Roslina Verauli menyatakan bahwa peran orang tua dalam pendidikan anak sejak dini sangatlah mendasar. Evolusi dunia digital saat ini tidak bisa dihindari dan orang tua serta anak harus beradaptasi dengan situasi ini.
Ia juga menyarankan agar pendidikan anak saat ini disesuaikan dengan keadaan saat ini, karena perkembangan tidak bisa dihindari seiring berjalannya waktu. Hal ini dilakukan agar anak dapat bertahan dan terus berkembang sesuai dengan kecepatannya masing-masing. Data Kominfo menunjukkan 10% pengguna internet Indonesia berusia di bawah 15 tahun. Penggunaan internet yang tidak terkendali oleh anak-anak dapat menimbulkan dampak yang berbahaya.
Childfund International In Indonesia
Oleh karena itu, pada Jumat, 8 Maret, Kominfo akan menyelenggarakan Digital Literacy Charity Sale (OOTD) dengan tema “Melindungi Anak Kita di Ruang Digital”.
Andi Ardian, project manager Ecpat Indonesia, mengatakan saat ini orang tua umumnya khawatir dengan aktivitas anaknya di dunia online. Anak-anak dapat terpapar konten negatif, diperas, terpengaruh perilaku buruk, menjadi korban eksploitasi seksual, dan menjadi korban konsumsi produk tertentu.
“Jadi yang tidak dipahami orang adalah ketika anak-anak aktif online (di luar angkasa), pembaruan bisa menyebar lebih cepat karena meninggalkan jejak digital, yang bisa memperburuk situasi,” jelas Road.
Andy melanjutkan, dengan konten sensitif, hal ini bisa menimbulkan trauma bagi anak-anak. Dia akan terluka seumur hidup jika melihat konten negatif tersebar tentang dirinya.
Sriwijaya Online » Literasi Digital Oku Timur
Andy Adina mengatakan masih terdapat kesenjangan dalam regulasi yang ada saat ini. Misalnya, tidak ada kasus hukum grooming online atau kejahatan seksual terhadap anak. Mengisi kesenjangan hukum ini akan menjadi tantangan bagi para pemangku kepentingan dan regulator.
Senada dengan hal tersebut, Direktur Program Digimom Lusi Ayudaningsih mengatakan, anak-anak di dunia digital berisiko, baik sebagai pelaku maupun korban. Misalnya, anak-anak bisa menjadi korban cyberbullying atau menjadi pelaku cyberbullying sendiri.
Maria Advianti, PP Muslim NU menjelaskan, penggunaan teknologi diperbolehkan atau diperbolehkan dalam Islam. Maria mengatakan orang tua memegang peranan penting dalam memahami teknologi digital saat ini. Dengan begitu, anak bisa diawasi oleh orang tua yang paham dengan dunia digital.
“Yang bisa kita lakukan adalah membangun benteng bagi anak-anak kita dengan norma dan moral yang bisa mereka tegakkan di ruang digital,” tutupnya.
Menciptakan Komunitas Peduli: Upaya Bersama Dalam Pencegahan Kenakalan Remaja
Andy menambahkan, sejumlah upaya telah dilakukan terkait perlindungan anak di bawah umur, seperti undang-undang tentang tindak pidana kekerasan seksual dan rancangan peraturan presiden tentang perlindungan anak di bawah umur secara online. Menurutnya, hal yang paling mendesak adalah adanya keterampilan literasi digital di masyarakat.
Lusi Ayudaningsih menyoroti pentingnya peran orang tua dalam melindungi anak di dunia digital. Pertama-tama, yang perlu Anda lakukan adalah menyeimbangkan pola asuh anak. Kedua, mulai mengedukasi anak tentang fungsi perangkat digital. Ketiga, hal-hal yang dapat terjadi di ruang digital, seperti hal-hal negatif, pornografi, cyberbullying, dan lain-lain. – tidak apa-apa untuk bercanda tentang hal itu di media sosial. Namun, harap hindari mengunggah konten yang mengandung konten pornografi, kekerasan, pelecehan, atau paparan tidak senonoh terhadap perempuan dan anak.
Hal tersebut dibenarkan oleh Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Tengah Riena Retnaningrum, pada pembukaan Festival Media Komunitas Balkondes Borobudur di Magelang, Sabtu (19 Oktober 2019). Memang benar bahwa di era digital penggunaan media sosial tidak bisa dihindari. Ini digunakan oleh hampir semua kelompok umur.
Apalagi tol Rangit (Palapa Ring Road) belum lama ini diresmikan oleh Presiden RI Joko Widodo, jelasnya.
Contoh Notulen Webinar Konsultasi Anak
Riena mengatakan, dengan kondisi seperti ini, perlindungan terhadap perempuan dan anak, termasuk dalam penggunaan media sosial, mutlak diperlukan. Pihaknya dan rekan media juga terus melakukan edukasi kepada seluruh masyarakat agar bisa terus memberikan perlindungan terhadap perempuan dan anak.
“Tujuannya adalah untuk mendidik tidak hanya mitra media tetapi seluruh komunitas tentang perlunya melindungi anak-anak dan perempuan di dunia maya. Identitas mereka, perlindungan mereka, dll. Selain itu, jejak digital tidak dapat dihapuskan.” mengerti,” jelasnya.
Bhabin Herman, video blogger ternama yang ikut serta dalam festival media tersebut, mengingatkan para orang tua untuk selalu memantau anaknya di media sosial saat melakukan video blog bersama Kepala Kementerian Komunikasi dan Informatika Jawa Tengah. Ia meyakini di era globalisasi saat ini tidak ada lagi batasan antara masyarakat satu dengan masyarakat lainnya. Jika Anda tidak menyikapi perkembangan media sosial secara bijak, hal ini dapat menimbulkan konflik.
“Misalnya, perempuan yang menghadiri pertemuan sosial akan mengatakan hal-hal seperti ini dan hal-hal lain di dalam kelompok, yang dapat menimbulkan konflik. Anda harus berhati-hati dalam masyarakat saat ini.
Penyuluhan Perlindungan Anak Dalam Lingkungan Keluarga Dan Masyarakat
Choriroh Kurniawati (50), perwakilan media Radio Elshinta Magelang mengatakan, melalui festival media tersebut mereka mampu mengedukasi masyarakat mengenai konten baik dan buruk. Terutama bagaimana masyarakat khususnya anak-anak, perempuan, remaja dan masyarakat umum dalam menggunakan media sosial dengan bijak. Media ramah anak adalah media yang tidak menampilkan konten pornografi, adegan kekerasan, atau konten yang tidak sesuai untuk anak.
“Jadi jangan salahkan media sosial, seharusnya bermanfaat bagi kita semua, tapi kadang digunakan untuk hal-hal yang tidak berguna. Ini yang perlu kita basmi, mari kita sosialisasikan,” kata pria yang akrab disapa Ibu Watti itu. .
Senada dengan Wati, Surya Galih Firdausi (11), siswa SMP Muhammadiyah Kaliabu Magelang, meminta masyarakat tidak berlebihan dalam menggunakan media sosial. Apalagi jika digunakan untuk menonton video yang jelek atau tidak sopan. (Tu/Ul, Diskominfo Jateng) Brebes: Pemerintah Indonesia masih memperkuat kampanye literasi digital nasional. Diluncurkan oleh Presiden Joko Widodo pada 20 Mei 2021, program ini bertujuan untuk mendukung percepatan transformasi digital guna mengembangkan sumber daya manusia yang mampu menggunakan dan memanfaatkan teknologi.
Salah satu program literasi digital dilaksanakan dalam bentuk diskusi virtual. Acara yang dilaksanakan pada Selasa (10 Agustus 2021) untuk masyarakat Kabupaten Brebes Provinsi Jawa Tengah ini mengangkat tema “Perlindungan dan Pendidikan Anak di Era Digital”. Melalui diskusi ini, pemerintah menanamkan empat pilar literasi digital: budaya digital, keterampilan digital, keamanan digital, dan etika digital.
Pdf) Privasi Anak Di Dunia Digital: Tinjauan Hukum Tentang Penggunaan Teknologi Terhadap Data Pribadi Anak
Dalam diskusi kali ini, Mafin Rizqi (content kreator) menghadirkan empat narasumber handal di bidangnya masing-masing, yaitu Taty Aprilyana (penulis skenario), Suyanto (direktur madrasah, Kemenag, Grobogan), Arfian (konsultan sumber daya manusia) dan Hidayatun untuk memimpin diskusi. . Selain itu, Putri Juniawan (pembawa acara TV) juga turut serta sebagai key opinion leader.
Hidayatun dalam sambutannya menjelaskan bahwa era digital saat ini memungkinkan anak-anak lebih cepat memanfaatkan teknologi digital dalam melakukan aktivitas, salah satunya dalam bidang pendidikan. Namun akses jaringan yang diperoleh juga banyak digunakan